Selasa, 31 Desember 2019

XDR-TB, Versi Ganas Tuberkulosis

XDR-TB adalah singkatan dari Extensively Drug Resistant Tuberculosis, suatu bentuk tuberkulosis yang kebal terhadap beberapa jenis obat sekaligus. Obat yang dikebali yaitu 2 obat utama tuberkulosis (isoniazid dan rifampisin), 1 obat golongan fluorokuinolon (levofloksasin atau moksifloksasin,), serta 1 obat suntik lini kedua (amikasin, kapreomisin atau kanamisin).

Kasus XDR-TB sangat ditakuti, karena pengobatannya memakan waktu lama, obat-obatnya mahal, serta obatnya mempunyai efek samping yang berat. Tidak jarang kasus XDR-TB berujung pada kematian.

Ada dua jalan kenapa seseorang bisa terkena XDR-TB. Pertama, orang tersebut kurang disiplin dalam berobat. Minum obatnya tidak teratur atau putus obat. Dengan demikian bakteri tuberkulosis bukannya mati tapi malah menjadi kebal. Kedua, seseorang mendapat bakteri XDR-TB dari penderita lain yang memang sudah terkena XDR-TB.

Penularan XDR-TB sama saja dengan tuberkulosis biasa yaitu melalui udara. Saat penderita TB bersin, batuk, atau bahkan hanya sekedar berbicara, maka bakteri Mycobacterium tuberculosis akan berhamburan di udara. Bakteri ini bergabung dengan lendir yang tak terlihat mata, disebut droplet. Droplet yang melayang-layang di udara dapat terhirup oleh orang sehat dan masuk ke paru-parunya, kemudian berkembang biak. Orang tersebut yang tadinya sehat wal afiat akan sakit.

Cara untuk tahu apakah seorang penderita tuberkulosis menderita TB biasa atau XDR-TB maka dahaknya harus diperiksa dengan cara mengembangbiakkan bakteri tersebut di laboratorium kemudian mengujinya dengan berbagai macam antibiotik.

Apakah penderita XDR-TB dapat disembuhkan?

Penderita XDR-TB bisa saja sembuh tapi dengan obat-obat yang ada saat ini maka kemungkinan untuk sembuh sempurna sangat kecil. Kesembuhan dipengaruhi oleh berapa banyak jenis obat yang dikebali, seberapa parah penyakitnya, dan bagaimana sistem kekebalan tubuh orang tersebut.

Cara terbaik untuk menghadapi XDR-TB adalah pencegahan. Minumlah obat secara teratur sampai tuntas sesuai aturan. Jangan berhenti di tengah jalan. Dengan demikian, bakteri tuberkulosis akan mati dan tidak berubah menjadi monster kecil yang kebal obat.

Sabtu, 16 November 2019

Simplicity Laskar Pelangi

Empat belas tahun silam seorang teman membawakan saya sebuah novel. Waktu itu judulnya terasa asing, Laskar Pelangi. Menurut saya, plot ceritanya biasa saja, settingnya juga mirip dengan beberapa novel Indonesia umumnya, suasana natural pedalaman.

Dan saya mengira, seperti kebanyakan novel lainnya, nasibnya akan berakhir setelah beberapa edisi, dan perlahan hilang ditelan masa. Lalu untuk membersihkan gudang, diobral dengan harga 20 persennya. Di lapak belakang Sebuah Toko Buku.

Tapi rupanya pengiraan saya salah. Tiga tahun kemudian, novel ini difilemkan. Penontonnya membludak. Hebohnya heboh.

Layar lebar belum cukup. Perlahan novel Laskar Pelangi menembus batas negara, juga batas bahasa. Diterjemahkan ke puluhan bahasa asing. Bahkan ke bahasa yang ga pernah saya dengar namanya sebelumnya.

Mengiringi fenomena ini, saya bertanya dalam hati, kenapa bisa? Apa kelebihannya? Apa rahasianya?

Dan tanya ini tetap tak berjawab, hingga suatu waktu.

----

Pertemuan itu tak terduga. Rupanya Bang Andrea Hirata menjadi pemateri di Acara PK LPDP Angkatan 151. Adat di kegiatan ini, peserta tidak tahu siapa pemateri sampai mereka masuk ke Aula Pelangi Hotel Mercure Ancol.


Presentasinya memukau. Mata yang semula ingin memejam, berubah cerah laksana lampu LED 100 W.

Dan tibalah waktu bertanya. Setelah berkali-kali mengacung dan membuat gerak penarik perhatian, akhirnya mik berpindah juga ke genggaman.

Saya pikir Bang Andrea Hirata akan menjawab langsung. Rupanya tidak. Ia meminta Mbak, yang saya lupa namanya, tapi sepertinya penyanyi cukup terkenal di kalangan Generasi X, membaca sepenggal bagian dari Laskar Pelangi versi Bahasa Inggris, diiringi dengan petikan gitar memukau Sang Maestro. Seketika saya memahami bahwa kekuatan dari novel itu ada pada harmoni kata-katanya, dalam membentuk kalimat dan merepresentasikan makna.

Rupanya tebakan saya tak cukup. Juga tebakan teman-teman lainnya.

Setelah berteka-teki cukup lama, Bang Andrea Hirata akhirnya mengungkap kekuatan terselubungnya, simplicity.

Simplicity pada diksi, simplicity pada kalimat, dan simplicity pada alur.

Rabu, 30 Oktober 2019

Pengalaman Wawancara Awardee LPDP

Sebelum bercerita hari H, saya ingin memaparkan sedikit mengenai persiapan.

Terus terang, wawancara menjadi momok dan membuat deg2an jantung. Agar sedikit tenang, saya berselancar menelusuri pengalaman wawancara awardee terdahulu, baik di blog maupun di yutub. Dari situ muncul gambaran kira-kira apa yang akan ditanyakan dan bagaimana situasi di ruang wawancara. Walaupun samar.

Sambil selancar, pelan-pelan saya mendaftar pertanyaan dari artikel yang terserak, dan menjawabnya sesuai dengan kondisi.

Tapi saya rasa, itu tak cukup, perlu uji nyali.

Untunglah ada teman memberitahu perihal aplikasi ini, discord. Yang sejatinya adalah aplikasi diskusi para gamer. Di discord kita bersimulasi, ada yang bertindak sebagai seolah-olah pewawancara, dan sebagai seolah-olah yang diwawancara. Lalu bertukar peran.

Pertama kali simulasi, sangat terasa kekurangan diri. Bahkan ada teman yang nyeletuk, saya orangnya terlalu polos.

Dan rutinitas discord dijalani hampir tiap malam, tiap jam 21 WITA.

Karena tinggal jauh dari Banjarmasin, 6 jam perjalanan, maka saya datang sehari sebelumnya. Mesti menginap. Syukurlah, akhirnya dapat RedDoorz yang dekat dengan KPPN Banjarmasin. Agar lebih tenang, sore H-1 saya cek lokasi. Sempat nyasar ke BPK wilayah, yang memang berdekatan.

Di hari H, saya datang lebih pagi, sejam dari jadwal di undangan. Begitu masuk, kita diminta presensi dengan barcode dari akun masing-masing. Pasca itu, dipanggil berurutan untuk verifikasi. Usahakan semua berkas dibawa, sesuai dengan ceklis. Ketinggalan satu, bisa membuyarkan ketenangan yang sudah mulai membalut jiwa. Dan ini benar-benar terjadi pada salah seorang teman. Dia lupa ngeprin detail datanya.

Jika berkas lolos, tinggal nunggu dipanggil. Untuk 2019, format wawancaranya agak beda. Pertama, tidak ada lagi LGD. Kedua, wawancara terbagi dua, wawancara 1 dan wawancara 2.

Pewawancara di W1 terdiri dari 3 orang, yaitu akademisi, psikolog, dan pihak LPDP, sedangkan di W2 cuma satu, tampaknya dari unsur pertahanan. Pastinya ga tau, karena saya ga nanyain latar belakang Bapaknya waktu itu.

Yang ditanyakan macam-macam, tapi intinya pewawancara ingin tahu seberapa serius kita mempersiapkan penelitian, seberapa membumi dan bermanfaat penelitian kita, seberapa tahu kita dengan negara atau universitas yang dituju, seberapa sanggup kita bertahan di negeri orang, seberapa cerdik kita sehingga kuliah bisa lulus ga pake telat, seberapa setia kita sehingga ga kecantol gadis atau pemuda asing sehingga lupa tanah leluhur, dan seberapa kuat rasa kebangsaan kita. Sebenarnya masih banyak seberapa lainnya .... tapi saya ga ingat lagi :) Mohon dimaafkeun.

Waktu itu, verifikasi berkas, wawancara 1 dan 2 diselesaikan dalam sehari. Konon di daerah lain, seperti Jakarta, ada yang selesai 2 hari.

Ga sampai sebulan, dengan penuh harap, saya membuka akun dan Alhamdulillah muncul tulisan, Selamat Anda Lulus Tes Substansi. Dan serta merta menyentuhkan kening ke keramik mesjid, sembari mengucapkan syukur.

Oh ya, hampir lupa, selama wawancara usahakan tetap hambel, jangan arogan, merasa puuiintar, kelewat ngeyel, atau suka ga sabaran lantas memotong pembicaraan pewawancara. Ini bisa jadi blunder yang akan tersesali.

Kisah di atas adalah sisi usaha, sisi doanya jangan dilupakan. Shalat malam, rajin sedekah, atau kalau perlu bernazar sesuatu.

Karena ...

Seberapa bagus pun persiapan, jika Allah ga mengijinkan, kita ga akan bisa lolos.

Kamis, 17 Oktober 2019

Istiqamah Bajakah

Fenomena boomingnya mirip akik. Setelah mendapat sorotan luar biasa, lalu perlahan mereda. Dan kembali ke titik normal.

Awalnya, raihan medali emas siswa SMA di Palangkaraya pada ajang kompetisi internasional di Korea. Lalu liputan masif media mainstream. Kemudian bertengger menjadi trending topic nasional.

Efeknya luar biasa. Orang beramai-ramai mencari bajakah, nun jauh di dalam hutan kalimantan. Lalu menjemurnya, memotongnya sepanjang sekitar sehasta, dan menjajakannya di pinggir jalan. Yang agak canggihan, di lapak onlen. Harganya, cukup fantastis.

Tapi masalahnya, entah bajakah jenis mana yang mereka jual. Secara bajakah itu mungkin ribuan jenisnya, warnanya, dan dampaknya. Konon ada yang beracun.

Bajakah 'asli' beserta lokasinya, tetap menjadi rahasia salah seorang anak pemenang itu. Yang pengetahuan tentangnya adalah paten keluarganya, turun temurun.

Bajakah asli sudah terbukti di laboratorium. Mampu menghabisi sel kanker pada tikus yang sengaja dibikin sakit. Tapi senyawa yang menjadi amunisi pembunuh kanker belum diketahui pasti, pun namanya, pun cara kerjanya, apalagi struktur kimianya.

Di dunia nyata, menurut penuturan, akar ini mampu menyembuhkan kanker payudara seorang keluarga mereka.

Itu kabar baiknya. Tapi perjalanan masih panjang.

Ada banyak tipe kanker, dengan perilaku yang beragam pula. Ada kanker mulut rahim yang pernah membunuh seorang artis, kanker paru-paru yang pernah membunuh seorang menteri, kanker prostat yang pernah membunuh seorang raja. Dan kanker-kanker lainnya. Apakah bajakah 'asli' efektif terhadap semua kanker ganas tersebut?

Kalaupun mau dikembangkan menjadi obat modern, butuh waktu panjang. Pertama identifikasi dan isolasi senyawa kunci, dari mungkin ribuan senyawa yang ada di bajakah. Lalu mengetesnya di mencit, mengetesnya di manusia sehat, mengetesnya di penderita kanker, dan seterusnya. Kegagalan bisa terjadi pada tahap manapun juga. Dan kalau pun berhasil bisa jadi butuh waktu 10 tahunan.

Biaya? Lumayan banyak. Mengharapkan pemerintah mungkin agak sulit, mengharapkan swasta dalam negeri, mungkin mereka berpikir ribuan kali.

Khawatirnya, ini diriset lembaga luar, yang modalnya kuat. Lalu setelah berhasil, dijualnya ke kita.

Jadi, apa yang harus kita lakukan?

Salah satu harapan, peneliti di universitas kita. Semoga mereka istiqamah dengan riset bajakahnya.

Tetapi, riset yang tak pernah padam tetap butuh bahan bakar.

Rabu, 02 Oktober 2019

Ngeblog Iklan

Ada yang menarik dengan fenomena blog belakangan ini. Fenomena yang ga ditemukan saat populernya blog kali pertama sekitaran 15 tahun silam.

Apa itu?

Ngeblog Iklan: ngeblog artikel yang intinya adalah iklan suatu produk, barang atau jasa. Biasanya dikemas berupa cerita dari penulisnya. Senyawa dengan endorse produk di dunia peryutuban.

Apakah ini salah?

Saya rasa tidak. Apapun konten blog tergantung sepenuhnya dengan yang punya blog. Mau diisi apa saja, terserah, termasuk artikel terkait produk komersil.

Walaupun tak masalah, agak ga nyaman juga jika blogwalking menemukan 3 dari 5 blog isinya adalah iklan produk.

Kalau menurut Anda bagaimana?

Efek Merokok di Kamar Hotel

Saat cekin, resepsionis seringkali mengingatkan bahwa kamar yang saya tempati kategori non smoking, dilarang merokok. Kadang-kadang plus wanti-wanti denda sekian juta.

Saya yang aslinya bukan perokok, tentu tak masalah.

Tapi tetap saja hati bertanya-tanya, mengapa demikian dahsyatnya denda sebatang rokok?

Usut punya usut, ternyata bau asap rokok di ruang ber AC kategori non smoking bisa kerasan. Akibatnya, tamu berikutnya bisa komplen dan minta pindah kamar. Jika demikian, rugilah hotel.

Konon lagi, butuh usaha ekstra untuk mengusir bau nikotin yang terlanjur nempel di sekujur kamar.

Ada satu pertanyaan lagi, bagaimana petugas hotel tahu tamu sedang ada pesta asap?

Kuncinya ada di benda sebesar asbak yang nemplok di langit-langit. Bukan untuk menampung abu rokok, tapi mendeteksi asap yang melayang di udara. Ketika terpicu, alarm akan berbunyi dan selanjutnya bisa ditebak, petugas hotel bergegas datang.

Dan mau ga mau, tamu harus membayar denda. Sulit untuk menghindar.

Jadi bisa disimpulkan, efek merokok di kamar hotel tak hanya ke paru-paru, tapi juga ke dompet.

Senin, 30 September 2019

Mesjid dalam Mesjid

Ini benaran ada. Mesjid terletak di dalam mesjid.

Nama mesjidnya, Al Karomah. Lokasinya di samping pasar Martapura. Kalsel.

Mesjid pertama dibangun seabad silam. Waktu itu masih zaman Belanda. Bangunan awalnya serba ulin, termasuk atapnya. Orang sini menyebutnya atap sirap.

Berpuluh tahun setelahnya, mesjid harus diperluas. Jemaah samakin banyak, dan kondisi ekonomi semakin baik. Tetapi pengurus mesjid sepertinya tak ingin menghapus jejak silam. Tiang dan langit-langit bangunan pertama tetap dipertahankan.

Bangunan awal nampak menyolok. Terlihat jelas saat pengunjung masuk mesjid. Dan mengesankan ada mesjid dalam mesjid.

Beberapa kali saya shalat di sini. Pandangan selalu tertuju ke tiang-tiang itu, ke langit-langit itu.

Dan menangkap sebuah pesan kuat, capaian masa kini tak selalu harus menghapus apa-apa dari masa lalu.

Minggu, 29 September 2019

Beda Hotel Syariah

Awalnya saya ga begitu paham, apa beda hotel syariah dengan hotel konvensional. Baru agak sedikit jelas ketika benar-benar menginap di salah satunya.

Saya pakai istilah sedikit jelas karena yakin masih banyak yang saya belum tahu.

Hotel ini lumayan bagus. Terletak di atas sebuah mall, di dekat batas kota. Antara Kota Martapura dan Banjarbaru. Namanya Q Hotel. Dimanajemeni oleh Dafam.

Ciri syariahnya antara lain, sapaan pegawai hotel bukan lagi selamat pagi, siang, atau malam tapi assalamu alaikum. Di kamar ada mukena dan sajadah. Dan ini yang berkesan, setiap waktu shalat ada kumandang azan dari speaker yang terpasang di langit-langit.

Dan tentu saja, pegawai wanita seluruhnya memakai jilbab.

Selebihnya, saya lihat dan rasa sama saja dengan hotel bintang lainnya.

Entah di hotel syariah lainnya, mungkin pembaca sekalian punya pengalamn berbeda.

Sabtu, 28 September 2019

Menaklukkan Ujian SBK LPDP

Lumrah aja kalo ada yang deg-degan menghadapi ujian. Termasuk ujian SBK LPDP. Apalagi ujian ini termasuk untuk menentukan masa depan. Yaitu bisa kuliah di universitas favorit.

Agar deg-degan ilang, atau minimal berkurang, ada caranya. Yaitu percaya diri. Percaya diri bisa mengerjakan soal dan benar. Untuk itu butuh sesuatu, yaitu 'latihan'.

Mungkin ada yang protes. Latihan soal bukannya membosankan. Bisa jadi semangat di hari pertama, tapi letoy di hari berikutnya.

Jadi gimana dong …

Nih saya kasih tahu caranya. Agar semangat tetap terjaga and never letoy, gabunglah ke grup bahas soal. Ada banyak, tapi yang best ada di Telegram.

Alasannya mengapa terbaik sulit dijelaskan, silakan rasakan sendiri. Berikut tautnya : https://t.me/lpdp2019, https://t.me/belajarsoal, https://t.me/joinchat/JYsGHkg9rrWMDwG9i2qoSA. Taut yang terakhir sebenarnya bukan khusus SBK LPDP, tapi untuk CPNS. Tapi soalnya ga beda jauh koq. Percaya.

Apakah grup tersebut benar-benar membantu para LPDP Fighter menaklukkan ujian SBK LPDP ?

Menurut saya sih iya, buktinya saya bisa dapat nilai duaratusan lebih dan lolos passing grade.

Selasa, 20 Agustus 2019

NEGATIF TAPI POSITIF

Judulnya rada aneh bukan?

Tapi ini beneran ada di dunia nyata. Salah satunya di dunia per-HIV-an.

Begini ceritanya …

Alkisah seorang pemuda ganteng, iseng nyoba "nyate". Terpengaruh oleh cerita lebay kawannya, yang lebih duluan punya hobi itu. Yang punya prinsip, "buat apa melihara kambing, kalau hanya ingin makan secuil daging. Nyate aja, ga pakai ribet ga pake tanggung jawab".

Baru setelah selesai "melakukan" dengan seorang peeska, timbul penyesalan. Plus kekhawatiran. Atau tepatnya ketakutan.

"Jangan-jangan lawan main tadi pengidap HIV. Jangan-jangan ikut ketularan?" Dan banyak jangan-jangan lainnya.

Untuk menghentikan prasangka, bergegas ia ke dokter. Maksudnya jelas, memeriksakan diri dan darahnya. Apakah sudah ada HIV nya.

Dokter menjelaskan panjang kali lebar. Intinya, jika darahnya diperiksa sekarang, bisa saja terdeteksi negatif HIV. Tapi pada kenyataannya, virus ganas yang punya prinsip alon-alon asal kelakon ini, sudah mulai mendirikan koloni.

Pendek kata, hasil pemeriksaan bisa saja negatif, walaupun sejatinya positif.

Fenomena negatif positif ini dikenal dengan istilah periode jendela, diterjemahkan window period. Yaitu periode antara masuknya HIV pertama kali, sampai uji darah mampu mendeteksi dengan benar keberadaan virus tersebut. Lamanya cukup lama. Sekitar 6 bulanan.

Itulah sebabnya, dokter menyarankan pemuda ganteng tadi kembali setengah tahun lagi. Untuk pemeriksaan lagi. Dan selama nunggu, banyak pantangannya. Dilarang keras nyate, baik dengan yang komersil maupun yang non komersil. Khawatir ia membagi-bagikan virusnya ke orang lain.

Mungkin ada yang penasaran, mengapa fenomena positif tapi negatif bisa terjadi?

Sejak berlabuh pertama kali sampai beberapa bulan setelahnya, virus HIV belum begitu banyak jumlahnya. Alhasil, respon tubuh berupa pembentukan antibodi anti-HIV juga masih sedikit.

Padahal pemeriksaan HIV mengandalkan pada deteksi antibodi anti-HIV. Jika kadar antibodi masih di bawah ambang batas, maka uji memberikan hasil negatif.

Baru setelah virus jumlahnya bermilyar, dan antibodi meningkat sebanding, uji deteksi HIV jadi positif. Positif sejati.

Rabu, 24 Juli 2019

TIGA DARI SEPULUH

Tuberkulosis Paru
Tidak hanya di Indonesia, tapi juga di bagian lain muka bumi. Hanya tiga dari sepuluh penderita TB yang ditemukan. Itu pun sudah dengan berbagai macam cara. Menggunakan mikroskop ataupun menggunakan strip mirip uji kehamilan. Atau cara lainnya yang lebih canggih.

Bagi yang belum familiar, TB itu singkatan dari tuberkulosis. Dulu ada huruf C dibelakangnya, jadinya TBC. Entah kenapa huruf itu dihilangkan.

Apa masalahnya jika hanya tiga?

Artinya, tujuh sisanya tetap tak terobati. Tak terdeteksi. Dan yang paling penting, tetap memproduksi droplet.

Makhluk apa ini?

Ketika penderita TB atau TBC (tebese) berbicara, bersin, batuk, buang ingus, dan berbagai aktifitas yang melibatkan mulut atau hidung, maka bakteri TB akan berhamburan keluar, sebagiannya masih terbungkus cairan ingus dalam ukuran mini. Hamburan yang super kecil dan tak kasat mata ini yang digelari droplet.

Bakteri TB termasuk bakteri kuat. Mampu bertahan hidup lama di udara, atau di lantai, atau dimana saja.

Ketika droplet berisi bakteri TB terhirup orang sekitar, maka ia akan ikut-ikutan terinfeksi. Sebagiannya sukses memerangi infeksi ini, dan tetap sehat. Tapi lainnya, terutama yang masa kecilnya tak dapat suntikan vaksin BCG, infeksinya bisa berlanjut. Selang beberapa bulan atau tahun akan menjadi pendatang baru di dunia penderita TB. Yang siap menjadi sumber penularan tambahan bagi orang disekitarnya.

So, apa yang harus dilakukan?

Pemerintah? Kita doakan saja. Sepertinya mereka sudah maksimal. Minimal untuk ukuran minimal.

Tapi yang terpenting diri kita sendiri. Ukurlah diri, apakah kita bukan salah satu dari tujuh yang siluman.

Kalau tertarik mengukur, silakan jawab pertanyaan ini:

1. Apakah batuk lebih dari tiga minggu?
2. Apakah batuknya berdahak, atau bercampur darah?
3. Apakah suka keringatan sore dan malam hari, pada hal kerjaan cuma duduk-duduk nonton tv aja, atau nonton youtube.
4. Apakah malas makan belakangan ini, padahal lauknya menggugah selera?
4. Apakah berat badan menurun, padahal ga ada niat diet?
5. Apakah terlihat pucat, padahal jarang begadang?

Kalau banyakan 'ya' nya dari pada 'tidak' nya, segera ke Puskesmas, konsultasi. Nanti dahaknya diambil, diwarnai, lalu di teropong di bawah mikroskop.

Jangan khawatir, semuanya gratis koq. Dijamin.

Apapun hasilnya harus disyukuri. Andai positif, tetap semangat. Karena penyakit ini bukan tak bisa sembuh.

Tapi perlu cepat diketemukan. Semakin cepat ketemu, semakin cepat diobati, dan semakin bisa sembuh (iChal.Net).

*Gambar dari www.umu.se

Selasa, 05 Maret 2019

BAHAYA MENAHAN KENCING

Apa bahaya menahan kencing sering-sering?

Banyak orang yang sering menahan kencing. Bisa jadi karena faktor kebiasaan. Bisa juga karena faktor pekerjaan. Misalnya supir angkutan jarak jauh.

Ada dua bahaya menahan kencing. Pertama, memudahkan terkena batu ginjal. Jika terbentuk batu ginjal, kencing bisa jadi tersumbat, kencing berdarah, dan muncul nyeri luar biasa. Kedua, memudahkan terkena infeksi saluran kencing. Tanda-tandanya berupa kencing sakit, kencing sedikit-sedikit, kencing keruh atau keluar darah.

Oleh karena itu hilangkan kebiasaan menahan kencing karena sangat berbahaya untuk kesehatan.

Senin, 25 Februari 2019

Efek Minum Pil KB Tidak Teratur Jamnya

Pil KB agar efektif penggunaannya harus diminum setiap hari. Idealnya tidak boleh telat atau libur 1 hari pun juga. Dan yang paling bagus lagi jika diminum dalam jam yang sama setiap harinya misalnya jam 09.00 malam atau jam 08.00 pagi.

Tapi apakah ada efek minum pil KB tidak teratur jamnya?

Jika pil KB tersebut adalah pil KB biasa atau pil KB kombinasi yang isinya hormon progesteron dan estrogen, efektivitas pil KB masih bagus walaupun diminum tidak teratur jamnya. Misalnya selisih 1, 2 atau 3 jam dari jadwal yang biasanya. Kerugiannya hanya ibu menjadi lebih besar kemungkinannya untuk lupa jika minum pil KB tidak teratur jamnya.

Lain halnya jika pil KB menyusui atau Pil KB yang hanya isinya progesteron. Agar efektif melindungi dari kehamilan yang tidak direncanakan maka pil KB ini harus diminum sebaiknya dalam jam yang sama setiap harinya. Boleh berbeda tapi mungkin tidak terlalu banyak misalnya Hanya satu atau dua jam saja.

Minggu, 24 Februari 2019

Pengertian Dengue Fever

Pengertian Dengue Fever atau biasa disingkat DF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus. Proses penularannya adalah nyamuk menggigit penderita lalu memindahkan virusnya dengan menggigit orang lain yang sehat di sekitarnya.

Disebut Dengue Fever jika penyakit DBD atau penyakit dengue mempunyai gejala yang ringan. Penderita mungkin hanya merasakan badan sedikit demam, sedikit sakit kepala, dan rasa tidak enak di persendian. Tidak sampai muncul bintik merah atau perdarahan dari hidung dan sebagainya.

Jika sudah muncul perdarahan minimal bintik merah di sekujur tubuh maka penyakit tidak lagi disebut dengue fever tetapi disebut dengue hemorrhagic fever. Disingkat DHF.

Sedangkan jika perdarahan sangat hebat dan tekanan darah sudah turun serta trombosit sangat berkurang maka penderita bisa dikategorikan sebagai dengue shock syndrome. Disingkat DSS. Keadaan ini sangat berbahaya jika tidak segera diatasi. Penderita bisa mengalami kematian.

Ketiga jenis penyakit DBD di atas sama-sama disebabkan oleh virus dengue. yang membedakan adalah berat ringannya gejala yang muncul. jika gejalanya sangat ringan atau minimal maka disebut Dengue Fever saja.

Fotofobia dan Fonofobia

Fotofobia dan Fonofobia adalah 2 istilah yang lazim digunakan di dunia kesehatan. Keduanya merupakan gambaran suatu gejala penyakit.

Pengertian Fotofobia adalah kondisi dimana seseorang takut terhadap cahaya. Jika orang tersebut melihat cahaya maka dia akan silau dan tidak nyaman sehingga akan berusaha sekuat mungkin untuk menghindari menatap cahaya.

Sedangkan pengertian fonofobia adalah suatu keadaan dimana seseorang sangat sensitif dan takut terhadap suara. Jika mendengarkan suara maka gejala penyakitnya semakin bertambah.

Fotofobia dan Fonofobia dapat ditemukan pada penyakit migrain. Pada penyakit ini seseorang dapat mengalami silau yang amat sangat jika melihat cahaya. Selain itu gejala sakit kepalanya akan memberat jika mendengarkan suara. Jadi jangan heran jika ada penderita migrain marah-marah ketika ada orang yang ribet di sekitarnya.

Gejala Fotofobia dan Fonofobia juga ditemukan pada penyakit tetanus dan rabies. Oleh karena itu penderita penyakit ini di rumah sakit biasanya ditempatkan di ruang isolasi. Ruang tersebut dikondisikan supaya tenang dan minim cahaya. Karena jika ada cahaya atau suara penderita akan mengalami kejang-kejang.

Apakah Polio Bisa Disembuhkan?

Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh umat manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dinamakan virus polio. Virus polio sangat mudah menyebar dari satu orang penderita ke orang yang lain. Selain itu sebagian penderitanya akan mengalami kelumpuhan yang bersifat permanen. Kadang-kadang ada penderita yang daya tahan tubuhnya sangat kurang mungkin mengalami kematian.

Virus polio menyerang sel-sel yang ada di sumsum tulang belakang. Menyebabkan sel saraf tersebut kehilangan fungsinya. ketiadaan sel saraf menyebabkan otot-otot tubuh menjadi lumpuh. Contohnya otot kaki tangan dan sebagainya. Bagian tubuh yang lumpuh lama-kelamaan akan mengecil. Proses kecacatan ini bersifat menetap atau permanen. Tidak bisa disembuhkan. Mungkin hanya bisa dikurangi sedikit dengan latihan latihan.

Jadi apakah polio bisa disembuhkan? Jawabannya tidak. Tapi kita bisa mencegahnya dengan imunisasi. Dan bukankah pepatah mengatakan bahwa mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.

Sabtu, 23 Februari 2019

Demam Setelah Imunisasi DPT Combo

Anak saya demam setelahi imunisasi DPT combo. Apakah ini normal? Bagaimana cara mengatasinya?

Demam pasca imunisasi DPT combo termasuk hal yang normal. Sumber demam adalah komponen pertusis di dalam vaksin DPT. Komponen ini memicu tubuh bereaksi dengan cara menaikkan suhu tubuh.

Cara untuk mengatasi demam setelah imunisasi DPT combo adalah dengan memberikan obat penurun panas sebelum pelaksanaan imunisasi. Jika setelah 6 jam pasca imunisasi anak masih tetap panas maka pemberian obat penurun panas dapat dilanjutkan. Contoh obat panas yang dapat digunakan adalah parasetamol atau Ibuprofen sirup.

Selain pemberian obat penurun panas atau obat anti demam anak juga dapat diberi kompres air hangat di dahi dan dadanya.