Selasa, 20 Agustus 2019

NEGATIF TAPI POSITIF

Judulnya rada aneh bukan?

Tapi ini beneran ada di dunia nyata. Salah satunya di dunia per-HIV-an.

Begini ceritanya …

Alkisah seorang pemuda ganteng, iseng nyoba "nyate". Terpengaruh oleh cerita lebay kawannya, yang lebih duluan punya hobi itu. Yang punya prinsip, "buat apa melihara kambing, kalau hanya ingin makan secuil daging. Nyate aja, ga pakai ribet ga pake tanggung jawab".

Baru setelah selesai "melakukan" dengan seorang peeska, timbul penyesalan. Plus kekhawatiran. Atau tepatnya ketakutan.

"Jangan-jangan lawan main tadi pengidap HIV. Jangan-jangan ikut ketularan?" Dan banyak jangan-jangan lainnya.

Untuk menghentikan prasangka, bergegas ia ke dokter. Maksudnya jelas, memeriksakan diri dan darahnya. Apakah sudah ada HIV nya.

Dokter menjelaskan panjang kali lebar. Intinya, jika darahnya diperiksa sekarang, bisa saja terdeteksi negatif HIV. Tapi pada kenyataannya, virus ganas yang punya prinsip alon-alon asal kelakon ini, sudah mulai mendirikan koloni.

Pendek kata, hasil pemeriksaan bisa saja negatif, walaupun sejatinya positif.

Fenomena negatif positif ini dikenal dengan istilah periode jendela, diterjemahkan window period. Yaitu periode antara masuknya HIV pertama kali, sampai uji darah mampu mendeteksi dengan benar keberadaan virus tersebut. Lamanya cukup lama. Sekitar 6 bulanan.

Itulah sebabnya, dokter menyarankan pemuda ganteng tadi kembali setengah tahun lagi. Untuk pemeriksaan lagi. Dan selama nunggu, banyak pantangannya. Dilarang keras nyate, baik dengan yang komersil maupun yang non komersil. Khawatir ia membagi-bagikan virusnya ke orang lain.

Mungkin ada yang penasaran, mengapa fenomena positif tapi negatif bisa terjadi?

Sejak berlabuh pertama kali sampai beberapa bulan setelahnya, virus HIV belum begitu banyak jumlahnya. Alhasil, respon tubuh berupa pembentukan antibodi anti-HIV juga masih sedikit.

Padahal pemeriksaan HIV mengandalkan pada deteksi antibodi anti-HIV. Jika kadar antibodi masih di bawah ambang batas, maka uji memberikan hasil negatif.

Baru setelah virus jumlahnya bermilyar, dan antibodi meningkat sebanding, uji deteksi HIV jadi positif. Positif sejati.